RSS

Tag Archives: Iblis

IBLIS SUKSES MASUK SURGA LAGI

Adam Dideportasi

“Maka syetan menggelincirkan mereka berdua dari sorga, mengeluarkan mereka dari keadaan semula. Dan kami berfirman : ‘Turunlah kamu, sebagian kamu menjadi musuh yang lain, dan bagi kamu tempat menetap di Bumi dan kesenangan sampai waktu tertentu” (Al-Baqarah:36)

Kesuksesan Iblis

Begitu kecewa Iblis setelah diusir dari sorga karena ia membangkang tidak mau bersujud kepada Adam. Melihat kemesraan Adam dan Hawwa’ bersenang-senang di taman sorga, ia cemburu dengan menyimpan seribu dendam. Sebagai makhluk super cerdas, Iblis memeras otak berliannya mencari akal, bagaimana agar Adam juga diusir dari sorga. Di sinilah, para pembaca budiman, meski Al-Qur’an tidak menjelaskan tehnik syetan membujuk Adam secara detail, tetapi berbagai riwayat memblow-up kisah kejatuhan Adam ini dengan berbagai versi. Ikutilah kisah di bawah ini :
Wahb Ibn Munabbin mengisahkan, di sekitar taman sorga itu banyak sekali hewan-hewan dengan berbagai ragam bentuk dan rupa yang indah-indah. Tetapi, dari sekian binatang itu, hanya ular naga yang paling indah, wibawa, unik, dan sangat khas tanpa tara. Karena itu, hanya ular ini saja yang boleh keluar masuk sorga mengingat kecakepan dan kecakapannya. Adampun tertarik dan menjadikannya sebagai hewan kesayangan sekaligus kepercayaannya. Iblis yang cerdik itu melihat kebebasan si ular naga itu sebagai peluang emas untuk bisa masuk ke dalam sorga, dan selanjutnya bisa beraksi menggoda Adam dan Hawwa’.
Betul, Iblis itu bernegosiasi dengan si ular dengan kata-kata memikat, “Hai sobat, kau sungguh indah dan paling baik hati, sehingga Adam jatuh hati padamu. Aku telah lama rindu melihat taman sorga, maka ijinkan aku masuk ke perutmu sejenak saja. Bawalah aku masuk ke taman sorga, biar aku bisa melihat meski dari dalam perut. Dengan begitu, aku sudah cukup puas dan rindupun terobati. Ayolah, buka mulutmu, wahai Naga yang mulia”, rayu Iblis. Naga merasa kasihan, maka perlahan membuka mulutnya lebar-lebar. Iblis segera masuk dengan hati sangat riang.
Begitu sampai di dalam, Iblis dengan kekuatannya yang super, memaksa keluar dan berhasil. Ular naga itu hanya bengong dan tidak berdaya. Lama ia tercengang. Ia membayangkan akibat kecerobohannya menyelundupkan turis gelap dalam sorga tanpa izin.
Sementara Iblis segera mengambil posisi disamping pohon terlarang sambil menunggu saat yang tepat membujuk dua sejoli itu. Adam dan Hawwa’ tentu saja terkejut melihat Iblis berada dalam sorga lagi, “Hai Iblis bagaimana kamu bisa masuk kemari”, katanya heran. Iblis hanya senyum-senyum saja dan berkata, “Sudahlah, itu tidak penting. Saya datang dengan membawa berita yang sangat penting bagi kalian”, kata Iblis, “Ketahuilah”, lanjutnya, “bahwa pohon ini namanya pohon khuldi (pohon kekekalan), artinya bila kalian makan buah ini, kalian bakal menjadi sepasang malaikat dan akan hidup kekal selamanya dalam sorga yang penuh kenikmatan ini. Tetapi, hidup kekal seperti itu jelas menyaingi Tuhan dan pasti saja Tuhan sangat tidak menghendaki hal itu terjadi pada diri kalian. Makanya, Tuhan melarang keras kalian memakan buahnya. Hai Adam dan Hawwa’, aku bersumpah di hadapan kalian, demi keagungan Tuhan, aku ini berkata benar dan serius memberi nasehat pada kalian”.
Mendengar kata-kata Iblis pasangan suami-istri itu biasa-biasa saja. Mereka tak terpengaruh. Tapi Iblis tak menyerah. Iblis lalu membujuk salah satunya dan diawali dari Hawwa’ lebih dahulu. “Hai hawwa’, lihatlah pohon ini betapa aneh, indah dan menawannya warna pohon ini. Lihatlah buahnya yang sangat tampil beda dibanding semua buah yang ada dalam sorga ini. Dari penampilannya, terbayanglah kelezatannya”, kata Iblis. Ia terus melancarkan rayuan secara gencar dan lembut terhadap hawwa’, hawwa’ tergiur dan memetik buahnya. Kemudian, dalam perasaan bimbang antara ingin dan khawatir ia menelan buah itu. Lalu bagaimana dengan Adam?

Kenapa Wanita Haid, Ular tak Berkaki?

Sukses membujuk Hawwa’, Iblis segera mendekati Adam. Ia melancarkan rayuan tiada henti. Namun Adam tak terpengaruh. Adam baru goyah ketika Hawwa’ mendekati sambil memamerkan buah khuldi, buah terlarang itu, sambari ditelan-telan. Dengan gayanya yang manja Hawwa’ berkata, “…makanlah sayang. Nih, saya telah makan dan rasanya enak sekali, lagian tidak terjadi apa-apa koq”. Adam tampaknya tak tahan juga mendengar bujuk rayu kekasihnya. Ia akhirnya memakan buah itu.
Tapi Subhanallah! Segera setelah Adam mencicipi buah itu, semua baju yang mereka sandang lepas secara misterius. Pakaian itu lepas tanpa dimengerti sebabnya dan kemana raibnya. Keduanya telanjang bulat tanpa selembar daun pun. Tak pelak, mereka malu dan malu di hadapan Tuhan. Saking malunya, Adam kemudian bersembunyi dan masuk dalam lubang pohon itu.
Dalam persembunyiannya itu, Tuhan hadir dan memanggil, “Keluarlah kamu hai Adam!”. Adam menjawab, “Saya sungguh malu menghadap kebesaranMu, Ya Tuhan”.
Tuhan memang murka dan mengusir mereka keluar dari sorga. Mereka di buang di bumi. “Turunlah kalian ke bumi, dimana bumi itu asal kalian dicipta”, kata Allah.
Allah juga murka kepada ular yang membawa Iblis masuk ke sorga. Kaki-kakinya ditarik masuk ke perut, sehingga kini ular tak berkaki lagi dan berjalan dengan perutnya. Antara Adam dan ular diciptakan naluri permusuhan. Adam pun memukul kepala ular itu karena jengkel. Akibatnya kini manusia umumnya punya perasaan tidak suka terhadap ular, dan bila mereka membunuhnya, dengan cara memukul kepalanya.
Dalam peristiwa itu, pohon khuldi pun mengadu kepada Tuham. Pohon itu menunjukkan dirinya telah berdarah akibat petikan Hawwa’ secara paksa. Maka Allah pun berkata kepada Hawwa’, “Hai Hawwa’, sebagai mana kau sakiti pohonKu hingga ia berdarah, maka kau akan berdarah”. Jadilah para wanita haid setiap bulan, mengandung dan melahirkan secara paksa dan otomatis (al-qurthubi:I/312-313).

Adam Jatuh di India, Hawwa’ di Jeddah

Setela Adam dan Hawwa’ gagal menepis rayuan Iblis dan mereka makan buah khuldi, maka Allah mengusir mereka. Adam dan Hawwa’ diturunkan ke bumi.

Lokasi Kejatuhan

Al-Hubuth dalam bahasa Arab berarokasikan pendaratan, yaitu perpindahan dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah. Dengan demikian konotasinya fisis sekali. Dlamir jami’ (waw), menunjuk pihak bahwa yang diperintahkan turun itu banyak, lebih dari satu atau tiga sosok ke atas. Dengan merujuk suratan kata ini, bahasan bergerak seputar kejatuhan mereka.
Ibn Abbas mengemukakan, bahwa mereka yang terusir dari sorga dan turun ke bumi itu adalah : Adam, Hawwa’, Iblis dan Ular. Adam diturunkan di daerah Sarandib India, daerah perbukitan yang biasa disebut bukit budz. Tehnik pengusirannya Allah memanfaatkan jasa angin sorga yang bertiup kencang sekali sehingga menghempaskan Adam jatuh keperbukitan itu. Angin tersebut hingga menerpa dedaunan yang ada di sana, lembah dan sungai. Seketika lingkungan menjadi harum dan asri. Oleh karena terpaan angin sorga itu, kini lingkungan di sekitar bukit Budz cukup asri dibanding yang lain.
Sedang Hawwa’ diturunkan di Jeddah Arab Saudi, Iblis dilempar di daerah Ubullah, dan Ular dijatuhkan di Sijistan. Karena itu, Sijistan terkenal daerah yang banyak ularnya di dunia. Hasan al-Mas’udi bertutur, “Andaikan tidak ada ular piton yang suka melalap ular-ular yang lebih kecil, niscaya Sijistan menjadi negara kerajaan ular dan kosong tanpa berpenghuni manusia (al-jami’ I/319-320).

Bohong, Wanita dicipta dari tulang rusuk

Tentang Hawwa’ yang tergoda duluan, lalu merayu Adam sehingga Adam pun jatuh pada lembah maksiat. Kisah ini tidak ada, baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Hadits Shahih. Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa mereka berdua makan buah terlarang, tetapi tidak ada penjelasan, siapa yang makan duluan. Seandainya Hawwa’ yang duluan makan, tidak berarti Adam suci dan Hawwa’ sebagai orang yang mutlak dipersalahkan sendiri.
Sampai disini kita bertanya, mengapa cerita itu sampai terjadi dan masuk dalam penafsiran? Diduga, ini dipengaruhi oleh kisah-kisah kejatuhan manusia ke bumi dalam kisah Israiliyah, yaitu kisah bersumber dari para ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang kaya dengan cerita aneh-aneh, utamanya masalah yang menyangkut ghaib atau metafisis.
Seperti cerita tentang Hawwa’ yang diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Cerita ini tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan Hadits. Cerita itu justru tertulis jelas dalam Kitab Perjanjian Lama (Injil). Disitu ada pernyataan, “Ketika Adam tidur lelap, maka diambil oleh Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka dari pada tulang yang dikeluarkannya dari Adam itu, diperbuat Tuhan seorang perempuan” (Kejadian II : 21-22).

Jangan Gegabah bunuh Ular di rumah

Masalah efek fisis bagi kaum lelaki. Seperti, setelah Adam makan buah terlarang, yang katanya nyangkut di leher, semua orang laki-laki pasti ada kolomenjingnya. Atau tentang Hawwa’ yang waktu makan, dia yang paling banyak merasakannya sehingga dua gigitan nyangkut di bagian dada, lalu jadilah payudara seperti sekarang ini, atau seperti ia bermentruasi tiap bulan karena memetik paksa buah itu hingga tangkainya berdarah. Semua itu tidak ada dasar yang bersumberkan wahyu. Karena itu, dipercaya atau tidak, sama sekali tidak ada pengaruh terhadap keimanan hakiki kita.
Masalah ular yang menjadi perantara Iblis masuk sorga dan berhasil menjatuhkan Adam-Hawwa’ juga tak berdasar wahyu. Namun beberapa hadits menyatakan tentang anjuran Rasulullah membunuh ular. Menyikapi ini, ada dua pendapat. Pertama, sebagai kesalahan nenek moyang ular secara historis, yang dulunya membantu kejatuhan Adam-Hawwa’. Karena itu wajar kita sekarang memusuhi ular. Kedua, sikap hati-hati Rasulullah SAW yang memandang ular sebagai binatang yang berbahaya dan mematikan. Karena itu bunuh saja, sebelum ia membunuh kita. Dalam pembunuhan binatang, Rasul melarang kita sampai membakar. Karena cara-cara seperti itu adalah tehnik penyiksaan Tuhan di neraka. Sedang kini ada di dunia. Maka jangan menggunakan cara nerakanisasi. Karena ular itu binatang yang paling digemari jin, syetan dan sebangsanya, identik dengan si Iblis dulu bisa masuk ke dalam perut si Ular, maka jin sekarang juga bisa berbuat serupa. Khusus ular yang ada di dalam rumah tinggal, memang ada tuntutan menyikapinya. Imam Ibn Nafi’ dan Malik Ibn Anas termasuk ulama yang melarang sembarangan membunuh ular rumah. Karena itu, di rumah ada ular, maka jangan tergesa-gesa dibunuh. Perintahkan dulu dengan kata-kata agar ia pergi dan ulangi permohonan anda tiga kali, lalu tinggalkan ia barang sejenak (dalam riwayat Hadits, malah ditunggu selama tiga hari, al-jami’ I/315). Kalau dia memang jin yang sedang berubah bentuk menjadi ular, maka ia pasti pergi. Tetapi jika masih tetap disitu setelah diberi waktu cukup, maka ia berarti ular beneran dan boleh dibunuh.
Tentang kisah-kisah ghaib di atas. Banyak yang merujuk kepada ahli kitab. Meski Nabi Muhammad SAW tidak melarang merujuk kepada mereka, tapi juga tidak menganjurkan membenarkannya. Mereka tetap menjadi khazanah keilmuan yang sah digugat dan sah pula diterima. Sedangkan masalha validitas tetap dibawah level wahyu.

Sumber : “Tafsir Al-Qur’an Bahasa Koran”, “A. Musta’in Syafi’i”

Tafsir Al-Qur'an Bahasa Koran

 
13 Comments

Posted by on 25 September 2008 in Mushaf-mushaf Dunia

 

Tags: , , , ,